TINGKATKAN PENGETAHUAN KOMUNITAS, PKPA GELAR SOSIALISASI PENERAPAN INFORMASI RISIKO BENCANA




Cybernews.id, Aceh Tamiang – Pasca pelaksanaan workshop penerapan informasi risiko, perkiraan, tanda – tanda, pemicu dan ambang batas ancaman bencana banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Yayasan Pusat Kajiana dan Perlindungan Anak (PKPA) berkolaborasi dengan Konsorsium SMART dan Forum Stakeholder Perlindungan Anak (FSPA) melakukan sosialisasi penerapan informasi risiko, perkiraan, tanda – tanda, pemicu, ambang batas dan sistim informasi peringatan dini ancaman banjir dari kawasan hulu ke hilir di empat desa mitra; Rantau Pakam, Teluk Halban, Pengidam dan Pante Cempa (08/12/2023).


Kegiatan sosialisasi diawali dengan sambutan dari Datok di masing – masing desa mitra dihadapan 30 peserta yang merupakan perwakilan kelompok perangkat desa, posyandu, guru, orang muda, lansia, petani dan nelayan. Paparan sosialisasi disampaikan oleh Satria dan Sri Wahyuni yang merupakan kordinator lapangan dari pilot proyek aksi antisipasi ancaman banjir di Kabupaten Aceh Tamiang.


Beberapa potensi resiko bencana yang selama ini komunitas masyarakat alami, diantaranya adalah hunian pemukiman terendam, matinya ternak masyarakat, kegagalan tanam dan panen pertanian, timbulnya berbagai penyakit pasca banjir, kerusakan fasilitas umum, kerusakan properti dan aset rumah tangga, seperti; kasur, kursi, lemari, dan sepeda motor. Melalui sosialisasi ini, komunitas masyarakat juga memiliki pendapat yang sama bahwa terdapat beberapa tanda – tanda ketika ancaman banjir akan terjadi, diantaranya; awan gelap dan tebal di kawasan hulu, curah hujan yang tinggi di kawasan hulu, kenaikan debit air, banyaknya buih pada air dan ranting pepohonan hanyut terbawa arus sungai.


“Komunitas masyarakat sebenarnya cukup mengetahui dengan tanda – tanda tersebut karena pengalaman panjang mereka menghadai banjir di Aceh Tamiang, namun pengetahuan risiko, perkiraan, tanda-tanda, pemicu dan terpenting adalah menyepakati ambang batas kemampuan komunitas menghadapi ancaman bencana disepakati bersama, sehingga risiko dan dampak dapat dikurangi”, ucap Ismail Marzuki selaku manajer proyek pilot proyek aksi antisipasi. (Sumber Ismail PKPA). M. Rosuli

Editor : mit. 

Previous
« Prev Post