PKPA LAKUKAN WORKSHOP PENERAPAN INFORMASI RISIKO ANCAMAN BENCANA BANJIR




Cybernews.id, Aceh Tamiang – Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) berkolaborasi dengan Konsorsium Sumatera Assessment and Response (SMART) dan Forum Stakeholder Perlindungan Anak (FSPA) melalui pilot proyek aksi antisipasi melakukan workshop penerapan informasi risiko, perkiraan, tanda – tanda, pemicu dan ambang batas ancaman bencana banjir di Kabupaten Aceh Tamiang pada 05 Desember 2023 di Hotel Morielisa. 


Kegiatan workshop dihadiri oleh berbagai stakholder pemerintah dan non pemerintah, diantaranya BPBD, Dinas Sosial, Palang Merah Indonesia, FPRB dari Kabupaten Aceh Tamiang. Selain itu perwakilan dari media, kecamatan Bendahara dan Bandar Pusaka, serta stakeholder dari empat desa mitra; Rantau Pakam, Teluk Halban, Pengidan dan Pante Cempa juga turut hadir.


Ismail Marzuki selaku manajer program menjelaskan bahwa kegiatan workshop tersebut merupaka rangkaian kegiatan kedua, setelah sebelumnya kegiatan telah secara resmi dibuka oleh Pj. Bupati Kabupaten Aceh Tamiang. Ismail menambahkan bahwa tujuan workshop tersebut adalah untuk menyepakati informasi risiko, perkiraan, tanda – tanda, pemicu, ambang batas dan sistim informasi peringatan dini ancaman banjir dari kawasan hulu ke hilir di Kabupaten Aceh Tamiang. 


Kegiatan workshop diawali dengan paparan materi tentang prospek cuaca ekstrim yang disampaikan oleh Nasrol Adil, MT selaku Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda. Materi paparan dari narasumber difokuskan kepada tiga pembahasan utamanya, diantaranya zona musim, histori kebencanaan, dan prediksi cuaca di Provinsi Aceh, khususnya Kabupaten Aceh Tamiang.


Pada sesi kedua, peserta mendapatkan peningkatan pengetahuan terkait dengan sejarah, penyebab, dampak dan upaya mitigasi bencana banjir yang disampaikan oleh Suci Faramudita Sari, M. Han selaku analis mitigasi bencana BPBD Kabupaten Aceh Tamiang. Pada paparannya, narasumber menyampaikan bahwa Kabupaten Aceh Tamiang memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi bencana banjir, diantaranya pada tahun 1996, 2006, 2018, 2020, 2021, 2022 dan 2023.


Setelah peserta mendapatkan peningkatan pengetahuan dari BMKG dan BPBD, Ismail Marzuki memfasilitasi sesi diskusi kelompok terfokus untuk mengidentifikasi berbagai risiko, perkiraan, tanda-tanda, pemicu, ambang batas dari ancaman bencana yang kemudian disepakati secara bersama-sama. Peserta juga menyusun alur sistim informasi peringatan dini ancaman banjir yang ideal dari hulu ke hilir sebagai bagian dari kesiapsiagaan. Hasil dari workshop tersebut kemudian akan disosialisasikan kepada masyarakat yang ada di empat desa mitra.

(Sumber Ismail PKPA). M. Rosuli

Editor : mit. 

Previous
« Prev Post