Artikel-Motivasi Bagian Pertama (Kamis 27 Oktober 2022)
Kisah sejati
Cybernews.id - Pontianak - Kalbar.
Namaku Oktavianus (Bukan nama sebenarnya red) semenjak sekolah dibangku SMA Swasta di Pontianak aku dulu paling luar biasa diantara teman sebayaku dari tawuran olahraga,seni dan apa saja aku berpostur tinggi tegap dan diperhitungkan dalam segi apa saja didaerah ku Paris 2 semua preman mikir jika berbenturan dengan ku atau temanku.
Tapi semua sirna semenjak kepulangan ku dari Jakarta perbatasan pusat dan timur Jakarta saat menghabiskan masa liburku sekolahku di rumah adik ayahku Tante Anggi dibilangan Bearland satrian V pal meriam pasalnya beranjak dari perkenalanku dengan seorang yg gadis bernama Desi yang telah lulus sekolah jelasnya dia termasuk seniorku jika ditingkatan sekolah perkenalan kami diatas kapal penumpang terbesar dikotaku Pontianak
Singkat cerita kami bertambah akrab dan satu sama lain saling komunikasi saat dijakarta dan Desi saat itu mengatakan keinginan nya untuk ketemuan denganku yang seingatku tanggal 19 Desember-2000 lalu pada jam yang ditentukan aku menyusuri alamat yang diberikan dibilangan Jl Kenari Jakpus pukul 3 Sore
Saat sampai dialamat nya aku terkejut darah ku berdegub kencang saat melihat Desi dengan 2 rekan wanitanya yang sebaya sembari dia menyambutku hangat mengenalkan diriku pada teman wanitanya yang memang sepertinya menunggu kedatanganku di depan rumah keluarganya atau siapakah lalu Desi menanyakan rumahnya tergolong mewah itu cukup membuat ku agak segan pada gadis yang ku kenal itu dan lalu rasa segan ku hilang saat Desi memegang lenganku dan berkata antar aku separuh berbisik lirih menuju mobil Sedan mewah warna Putih bermerek aku bagaikan terhipnotis lalu duduk di bangku belakang bersama Desi dan kedua temannya yang tak kalah cantiknya seperti Desi
Mobil melaju menuju jalan raya yang hingar bingar sampailah kami di dalam satu daerah yang disebutkan Desi namanya ya Kampung Ambon ya memang dari namanya banyak di huni oleh orang suku tersebut
Kami masuk ke pekarangan rumah Nel teman Desi pemilik mobil tersebut yang rupanya diketahui anak seorang pejabat dijakarta dan kami langsung dipersilahkan masuk sebelum nya Nel menutup rapat pintu pagar gerbang rumahnya memakai Remot dari garasinya.
Eh masuk deh kagak Ade siape siape ucapnya dengan aksen betawi gaul yang lumayan lucu kedengarannya.Nel mengatakan bahwa ayah ibu nya sedang pulang ke Ambon mengantar mami pulang kampung emang orang mana Kak Nel tanyaku pelan,oh mami Ambon papi Jawa saya anak tunggal jelasnya Nel saat itu
Belum keheranan ku berhenti Nel mengajak kami ke ruang Vapiliun atas rumahnya dan berpesan pada pembantunya agar jangan ada yang ke atas pungkasnya aku makin heran saat itu dan mereka bertiga (Desi dan temannya red) sambil senyum Desi bersuara sudah keluarin aja nggak apa aku tanggung jawab ucap Desi saat itu seraya nel membuka Bufet besar di depan ruang kamarnya mengeluarkan Botol antik mungil dan mereka cengengesan bertiga sambil tertawa kecil memandangku ya aku selembe yang artinya cuek dalam bahasa luar Pontianak.
Sampai tiba terkejutnya aku saat Desi menyedot pipet dari botol yang di bakar itu lalu otak ku nalarku bergumam dalam hati ini pasti Shabu-shabu sejenis heroin narkotika saat itu istilah kata Narkoba belum marak di kumandangkan lalu Setelah Desi lalu menyodorkan kepadaku botol itu yang disebut bong poppay ke hadapanku sontak aku menolak lalu rengekan ketiga perempuan didepanku pecah setengah memohon padaku untuk mencobanya dan aku terdesak saat itu kulihat Desi menatap ku seperti penuh harap agar menuruti keinginannya isap jangan di tiup ya sayang ucap Nel padaku saat itu sambil membakar kan api kecil model bara pada bagian botol itu. Sekali dua kali sampailah sepuluh kali bolak balik pada mereka dan juga aku yang mulai merasakan mengembangnya rasa dikepalaku dan dingin menjalar ditangan dan kaki ku saat itu singkat nya kami diantar pulang dengan mereka mengantarku terlebih dahulu ke Asrama Bearland saat kepulangan kami dari rumahnya Nel.
Beberapa hari kemudian Desi menelponku dan mengajak kerumah Nel dengan berkata aku jemput ye ke Matraman aku iyakan karna sungkan menepis ajakan perempuan secantik Desi singkat cerita kami mengulangi prosesi yang sebenarnya aku diperalat oleh mereka
Setelah pertemuan kedua ku dengan Desi pamanku memutuskan untuk ku agar kembali ke Pontianak karna paman ku membaca gelagat yang kurang enak dihatinya melihat pergaulanku.
Keesokan harinya pada pagi hari pamanku mengantarku ke pelabuhan tanjung Priok Jakarta menuju pelabuhan untuk ku kembali ke Pontianak sebenarnya berat rasa hati meninggalkan Desi tanpa pamit dijakarta juga nel dan nit yang salah ku anggap saat itu mereka baik sejati nya mereka meracuni ku hingga aku seperti saat 7 tahun lalu pengguna aktip Shabu di Pontianak kotaku
Sebulan telah berlalu saat aku mengikuti pelajaran disekolah aku tak hentinya menguap seperti orang yang tidak tidur berhari-hari dengan mata sayup dan memerah juga temperamen ku berubah 180 derajat pada perasaanku yang jika melihat siapa saja Rusing (Risau red)
Temanku Al yang saat ini telah lebih dahulu menghadap sang khalik melihat gelagat ku dan mencolek bahuku yang duduk bersandar dibangku sekolah pada pelajaran ke dua saat itu lalu dia mengatakan Okta yok bawa tas kau tanpa pikir panjang aku ikuti ajakannya dan kami melewati tembok pembatas yang rendah dibelakang kantin sekolah kami dan lalu kami mengambil inisiatif untuk menggunakan motor Al saja saat itu menuju kampung Beting di timur Pontianak
Lalu Al mengajak ku masuk yang mana didalamnya berkabut asap dari kumpulan orang tua muda wanita pria bahkan ada anak anak sebaya SMP asik menggunakan botol larutan yang didesain menjadi alat isap barang haram tersebut.
Sampai kelulusanku dan menginjakan kaki dibangku Fakultas ternama dipontianak aku tetap menggunakan Narkoba tersebut sampai pada awal 2018 setelah aku bekerja pada jawatan pemerintahan aku sakit beberapa waktu perasaanku tinggal menunggu waktu saja melayang pikiranku kemana-mana sampai terbang ke saat perkenalanku Dengan Desi dan kenapa aku menggunakan barang haram ini gumamku dalam hati sambil mataku terpejam tak dapat ku angkat dan seluruh tulang dan sendiku ngilu serasa diinjak-injak oleh sesuatu yang tak terlihat inikah yang dinamakan Sakau tanyaku dalam hati. Lalu ayah ibuku masuk dalam kamarku membawakan teh hangat tanpa gula lalu ayah ku bilang ditelinga ku dengan kata-kata nya " Enak kalau sudah seperti ini? Aku hanya menggeliat badan saja saat itu aku tak pedulikan siapa yang bicara dekat padaku sambil mataku sangat sayup bagaikan orang yang tidak tidur semalaman (Bersambung,......Part 2 Kamis Depan)..
Dituliskan berdasarkan kisah sejati oleh : Rusman Haspian
Editor : mitha.
« Prev Post
Next Post »