Cybernews.id - Sintang - Kalbar .
Bupati Sintang, Jarot Winarno heran tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sintang ini tergolong masih rendah, padahal Sintang sendiri berada di tepian sungai terpanjang di Indonesia yaitu Sungai Kapuas yang otomatis untuk mendapatkan ikan itu cukup mudah. Bahkan kata dia, kolam-kolam ikan juga cukup banyak di miliki oleh masyarakat. Tapi tetap saja tingkat konsumsi ikan di kabupaten sintang masih di bawah rata-rata nasional.
“rata-rata nasional itu 55 kilogram perorang pertahun, kalau di Indonesia Timur tu yang di tepian laut itu 44, 45, 48 kilogram perorang pertahun, tapi di Sintang ini Cuma 38 kilogram perorang pertahun, dulu malah Cuma 28 kilogram perorang pertahunnya”ungkap Jarot saat melaunching Kerambak Ikan Humaniora milik Kodim 1205/Sintang, Kamis (3/6/2021) pagi.
Kemudian kata Jarot, ikan juga menjadi faktor penentu inflasi di Sintang. Terlebih Sintang merupakan salah satu dari 50 kota sentimel untuk mengukur inflasi di Indonesia. “nah, selalu sintang itu inflasinya agak tinggi, karena variabelnya ikan, ikan apa?ikan baung, susah benar cari ikan baung, sehingga kalau ikan baung langka, air pasang, harga ikan baung naik, inflasipun naik, seharusnya ikan tu dah diambil aja gitu, jadi harusnya nda lagi jadi pengaruh faktor inflasi di sintang bahkan di Indonesia”kata Jarot.
Oleh sebab itulah, kata dia, insiatif-inisiatif seperti yang di lakukan oleh Kodim 1205/Sintang dengan membuat kerambak ikan di tepian Saka 3 Sungai Kapuas ini adalah contoh terbaik, kemudian juga sambil mengurangi aktivitas peti di sungai. “peti itu sih dampak mercurinya gak ada lah, karena dia memakai mercuri itu di darat, bukan di sungai, sehingga setiap saat kita ukur kadar mercuri di air PDAM kita selalu normal, tapi peti ini yang paling pengaruhnya banyak dampakkan bisa di sedimentasi sungai, lumpurnya nda bisa di kontrol, daya dukung lingkungannya yang rusak, sehingga bukan tempat yang ideal untuk pertanian dan perikananlah”ujar Jarot.
“dengan dilakukannya ini oleh kodim dengan membuat kerambak, maka akan menjadi contoh baik, karena bisa meningkatkan produksi ikan kita, membuat berguna lingkungan kita ini, menambah konsumsi ikan masyarakat sintang, produksi yang banyak bisa menurunkan harga mungkin sehingga mengurangi ikan sebagai faktor inflasi di Kabupaten Sintang”tambah Jarot lagi.
Untuk itulah, kata Jarot, Pemkab Sintang sangat memberikan apresiasi kepada Kodim 1205/Sintang yang telah berinisiatif membuat kerambak ikan ini. “terima kasih kepada pak dandim dan jajarannya, ini akan menjadi contohlah, good practices untuk budidaya ikan di sungai terutama, kemudian juga bisa mengembalikan peradaban tepi sungai kita, sehingga masyarakat lain bisa mencotohnya, karena mata pencaharian pertama masyarakat terutama yang tepi sungai yang lebih banyak adalah peti, bukanlagi karet karena sering banjir, sawit dia nda punya, mudah-mudahan dengan adanya kerambak ini kejayaan kembali budidaya ikan jadi salah satu bentuk mata pencaharian dan menghidupkan kembali peradaban tepi sungai, sebagai salah satu untuk meningkatkan konsumsi ikan, kemudian lagi memberi imunitas masyarakat terhadap corona ”harap Jarot.
“ini peradaban sudah mulai hilang, dulu pertama kali saya kesini belum ada jembatan dua ni tiap hari pakai alkon atau speed dua pk, rumah saya seberang sana ke seberang sini jadi peradaban sungai hidup, itu dulu, sekarang ini sudah mulai hilang, tapi dengan segera di wujudkannya waterfront city kita mudah-mudahanlah kehidupan peradaban sungai kita bisa lebih hidup lagi, tanpa mengurangi identitas peradaban tepi sungai kita, di perkaya dengan budidaya kerambak seperti ini yang banyak”pungkasnya.
( Prokopim / red )
« Prev Post
Next Post »