Wakil Bupati Sintang Drs Askiman, MM didampingi Kepala Bappenda Kabupaten Sintang Abdul Syufriadi dan Kepala BPBD Kabupaten Sintang Bernard Saragih menyusuri mengunjungi Nanga Tebidah Kecamatan Kayan Hulu pada Senin, 13 Juli 2020. Tiba di Nanga Tebidah pukul 19. 15 WIB, debit air Sungai Kayan dan Sungai Tebidah sudah normal. Warga sudah mulai beraktivitas, pertokoan sudah mulai buka, dan PLN Ranting Nanga Tebidah belum operasional. Untuk jaringan telekomunikasi tetap normal seperti biasa.
Wakil Bupati Sintang menyampaikan Pemkab Sintang memang lamban menanggulangi bencana banjir ini dan masyarakat juga lengah melihat pergerakan debit air sungai. "Banjir ini merupakan banjir terbesar setelah 58 tahun yang lalu di Kayan Hulu. Seharusnya bantuan dan Tim Reaksi Cepat bisa lebih awal membantu warga yang terdampak. Dan kedepan perlu ada sosialisasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi bencana banjir ini. Warga yang tinggal di pinggir sungai, harus jeli melihat pergerakan debit air sungai. Jika peningkatan debit air sungai sangat cepat. Warga harus sudah mulai mengevakuasi barang-barang yang ada di rumah ke lokasi yang lebih tinggi. Sehingga tidaklah sampai mengungsi ke kebun karet hanya pakaian di badan tanpa perlengkapan lain" terang Wakil Bupati Sintang.
"penanganan pasca banjir juga sangat diperlukan. Di Kayan Hulu ini ada 4.007 Kepala Keluarga yang terdampak. Rumah, harta benda, pakaian, buku sekolah, padi, dan yang lainnya terendam. Mereka sangat memerlukan sembako, pakaian, buku dan alat tulis. Warga yang terdampak belum bisa bekerja. Saya berharap warga tetap sabar, Pemkab Sintang tidak akan diam. Kami akan membantu seluruh korban banjir baik di Serawai, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Dedai dan Kecamatan Sintang. Makanya kepala desa saya minta segera mengirim data warganya yang terdampak banjir kepada camat. Camat merekapnya, lalu mengirim data ke BPBD untuk direkap lagi" tambah Wakil Bupati Sintang.
"rumah yang rusak dan hanyut sudah kita data. Dan akan mendapatkan bantuan dari pemerintah. Setiba di Sintang nanti, kita akan segera rapat membahas tindakan Pemda Sintang pasca banjir. Warga korban banjir rata-rata petani karet dan berladang. Jadi mereka belum bisa bekerja dan sangat memerlukan bantuan. Saya minta Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang segera menyiapkan langkah penanganan pasca bencana" pinta Wabup Sintang
Bernard Saragih Kepala BPBD Kabupaten Sintang menjelaskan Tim BPBD Kabupaten Sintang sudah berada di lokasi banjir, berkoordinasi dan berkomunikasi dengan camat serta mengumpulkan data. "kita juga berkomunikasi dengan BPBD Provinsi Kalimantan Barat soal perkembangan kondisi banjir dan data korban banjir. Korban meninggal dunia, nihil. Ada 6 kecamatan yang terkena banjir yakni Ambalau, Serawai, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Dedai, dan Kecamatan Sintang. Data sementara ada 58 desa yang terendam. Di Kayan Hulu ada satu jembatan gantung yang roboh dan satu stegher yang hanyut. Di Ambalau satu stegher hanyut. Di Serawai bahkan banjir disertai longsor"terang Bernard Saragih.
"Sejak Jumat 10 Juli 2020 Pemkab Sintang sudah menetapkan status tanggap darurat dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bupati Sintang Nomor: 360/543/KEP-BPBD/2020 tentang penetapan status tanggap darurat bencana alam banjir, angin puting beliung, dan longsor di Kabupaten Sintang. Kondisi banjir mulai bergerak ke hilir. Camat Dedai sudah melaporkan ada warganya yang terdampak. Di Kayan Hilir sudah mulai surut. "terang Bernard Saragih.
Camat Kayan Hulu Yelmanus menjelaskan bahwa untuk di Kayan Hulu saja rumah warga yang terseret/roboh/hanyut total berjumlah 61 rumah dan 4.007 Kepala Keluarga yang terdampak. "Banjir kali ini memang cepat dan aliran sungai deras sekali. Dan ini banjir terbesar. PLN sejak tanggal 10 Juli sudah tidak nyala. Bahkan mesinnya kena banjir. Mudah mudahan PLN Ranting Sintang segera bisa memperbaiki mesin. Rumah mesin saja acap sampai atapnya" terang Yelmanus.
( Pemkab / red)
( Pemkab / red)
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »